Selasa, 24 Januari 2012

Muara Air Mata (cerita untuk Ibunda)


                          
Seindah Muara Airmata


       Ceritaku dimulai dari sajak sang pejuang, tangannya,kakinya,tatapan airmatanya adalah pahlawanku.
Sajakku dimulai dari airmatanya,yang mengalir setiap malam,yang mengalir tulus,iba penuh harap..
Sajakku tentangnya,seperti Muara airmata yang ta' pernah penuh walau sesamudra air mata.
Ini adalah sajak tentang Ibu,tentang ketulusan,cinta,dan kasih sayang,juga tentang air mata pengharapan.
 
       
      Suasana Dingin,dari dinginnya udara,jg dinginnya hatiku.Masih kukedap kedipkan mataku memandangi wajahku,"aku ingin secantik Ibuku",.Tiba-tiba ibukku datang,disertai tawa dari si adek-adek unyil ini.


     "Hi..hi..hi..,masak mbk khais lucu gt,kalau saya kecilnya dulu gimana ibu?".
"Ah,Kamu itu dulu sukanya makan kapuk dikasur diam-diam dikamar,pojok,melubangi kasur , e..,kamu makan kapuknya".suara Ibu dengan wajah manisnya,
"hoo..wek,la dek rizal gman ibukk".tanyaku pada ibuk.
"kalo dek rizal mah,pendiem,dari semua anak ibu e yang paling anteng ini,la yang palingmelelahkan ya kamu..!!"jari telunjuk ibuk menunjukku.
"hmmhehe..la mungkin dulu akukan nomer 1 ibuk jadi ya ndak ada temennya,la dek bibah,dek rizal kan uda ad temennya begitu ,uummm...
"ha ha ha, masak ngak boleh ngompol malah kalo pingin BAK(buang air kecil) naik ke kasur,apa lagi ndak copot-copot dari dot,wong udah dibuang diatas genting,jatuh,diambil lagi,haaff lagi-lagi gara-gara ambil sisir ibuk,e..menghentikan para orang yang pulang kerja dijalan ,,,wah,berbahaya..ha ha..ha".tawa dek bibah yang puas mengejekku.
haamm,hai kau..mbak e ini,beraninya..,sambil kutimpali saja adek-adek ku ini dengan bantal, duh semakin keras saja suara tawanya.